Apakah Gula Mudah Terbakar

Apakah Gula Mudah Terbakar

Mengapa kita membutuhkan gula?

Kita tidak membutuhkan gula. Yang kita butuhkan adalah karbohidrat atau karbo yang merupakan sumber utama makronutrien yang menyediakan energi bagi tubuh. Selain karbohidrat, dua makronutrien lainnya adalah lemak dan protein. Karbohidrat umumnya ditemukan dalam buah-buahan, produk susu, beras, mie, roti, dan sayuran bertepung (mis. kentang, jagung dan tapioka), dan juga makanan penutup dan minuman yang dimaniskan dengan gula.

Makanan-makanan ini nantinya akan dipecah menjadi glukosa sederhana dan dibakar sebagai energi untuk menghasilkan ATP (Adenosine triphosphate) bagi tubuh. ATP adalah molekul pembawa energi yang menyimpan dan melepaskan energi seperti yang dibutuhkan oleh sel-sel tubuh.

Yuk, beri rating untuk berterima kasih pada penjawab soal!

Apakah Gula Menyebabkan Kanker?

Dr See Hui Ti dari Parkway Cancer Centre menjawab beberapa pertanyaan umum tentang hubungan antara gula dan kanker.

Gula adalah nama umum untuk karbohidrat larut dengan rasa manis yang banyak digunakan dalam makanan. Ada dua jenis gula: Gula sederhana (monosakarida), yang meliputi glukosa, fruktosa, dan galaktosa; dan gula kompleks (disakarida atau gula ganda), yang mengandung dua molekul gula yang disatukan. Contoh umum dari senyawa gula adalah sukrosa (glukosa + fruktosa), laktosa (glukosa + galaktosa), dan maltosa (glukosa + glukosa).

Senyawa gula dipecah menjadi gula sederhana sebelum diserap ke dalam aliran darah dalam tubuh. Gula sederhana ditemukan secara alami di banyak makanan, dari buah-buahan dan sayuran hingga produk susu. Mereka juga dapat ditambahkan ke makanan dan minuman seperti permen, jus buah dan minuman ringan. Gula meja atau sukrosa adalah contoh paling umum dari senyawa gula.

Apakah ada kaitan antara minuman manis dan kanker?

Meski pun penelitian tentang minuman manis dan risiko kanker masih terbatas, sebuah studi yang diterbitkan oleh The British Medical Journal pada 2019 menambah bukti yang menyebutkan ada hubungan antara tingginya konsumsi minuman manis dan peningkatan risiko beberapa kanker.

Dalam studi ini, tim peneliti di Perancis mensurvei lebih dari 100.000 orang dewasa dengan rata-rata usia 42; 79 persen di antaranya adalah wanita. Para peserta menyelesaikan setidaknya dua kuesioner diet online yang divalidasi secara online 24 jam yang menghitung asupan harian mereka dari minuman manis (minuman manis dan 100 persen jus buah) dan minuman dengan pemanis artifisial (diet coke), dan menindaklanjutinya hingga sembilan tahun.

Studi ini menemukan bahwa peningkatan konsumsi minuman manis per hari bahkan hanya 100 ml dapat dikaitkan dengan peningkatan 18 persen risiko kanker, dan peningkatan 22 persen kanker payudara. Asosiasi ini terlihat untuk asupan minuman yang dimaniskan dengan gula dan jus buah, sementara asupan minuman (diet coke) yang dimaniskan dengan pemanis buatan tidak dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker.

Faktor risiko terkenal lainnya untuk kanker, seperti usia, jenis kelamin, riwayat keluarga, kebiasaan merokok dan tingkat aktivitas fisik, juga diperhitungkan.

Apa hubungan antara gula dan kanker?

Kanker adalah istilah yang diberikan kepada sekelompok penyakit yang ditandai oleh pembelahan sel-sel abnormal dalam tubuh yang tidak terkendali dengan potensi untuk menyerang atau menyebar ke bagian tubuh yang lain. Ada lebih dari 100 jenis kanker yang mempengaruhi hampir setiap bagian tubuh, seperti kanker payudara, kanker paru-paru, kanker kolorektal, kanker kulit, kanker serviks, kanker prostat, dan limfoma.

Tidak ada penelitian konklusif pada manusia yang menunjukkan bahwa gula menyebabkan kanker atau mendorong sel kanker untuk tumbuh lebih cepat. Semua sel, termasuk sel kanker, membutuhkan gula darah untuk energi. Memberikan lebih banyak gula ke sel kanker tidak mempercepat pertumbuhannya. Tidak mengonsumsi gula juga tidak memperlambat pertumbuhan sel kanker.

Tumor kanker yang belum menyebar tidak akan menyebar karena gula. Namun, beberapa penelitian menunjukkan bahwa sel kanker memang mengkonsumsi lebih banyak gula (glukosa) dibandingkan dengan sel normal. Tetap saja, tidak perlu memotong pasokan gula sepenuhnya dari makanan kita. Tubuh manusia membutuhkan gula untuk berfungsi; kelaparan energi hanya akan menyebabkan tubuh menjadi lemah.

Namun, yang harus kita hindari adalah asupan gula yang berlebihan. Terlalu banyak gula yang tidak terpakai oleh tubuh dapat menyebabkan peningkatan gula darah dan hiper-insulinaemia (produksi insulin yang berlebihan). Ini menyebabkan respons peradangan di tubuh kita yang dapat menyebabkan peningkatan risiko kanker. Diet tinggi gula juga berkontribusi terhadap diabetes dan obesitas yang dikaitkan dengan peningkatan risiko terkena berbagai jenis kanker.

Apa saran Anda untuk pasien kanker?

Tidak perlu melarang atau menyingkirkan konsumsi gula sepenuhnya dari pola makan. Makan secukupnya dengan konsumsi gula minimal. Fokus pada pola makan yang benar dengan pola makan yang bervariasi dan seimbang, mis. makan karbohidrat kompleks untuk bahan bakar tubuh atau konsumsi makanan nabati yang lebih tinggi. Serat dan karbohidrat kompleks dapat mengurangi risiko kanker dan memberikan nutrisi untuk menciptakan tubuh yang lebih kuat. Selain nutrisi yang baik, Anda juga harus tetap aktif secara fisik.

JIH Apps Get it on the Play Store